THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 24 Oktober 2010

LAPORAN STP

Nama : Fajar Dwi Jayanto

Kelas : 3 TKJ -A


Tujuan
  1. Dapat mengetahui konsep STP
  2. Dapat mengetahui cara kerja STP
  3. Dapat mengkonfigurasi STP pada sebuah topologi

Pendahuluan
Spanning Tree Protocol (STP) adalah link layer network protocol yang menjamin tidak adanya loop dalam topologi dari banyak bridge/switchdalam LAN. Dalam model OSI untuk jaringan komputer, STP ada di layer 2 OSI.
Spanning tree memperbolehkan desain jaringan memiliki redundan (pengurangan) links untuk membuat jalur backup otomatis jika sebuah link aktif gagal bekerja, tanpa adanya bahaya dari loop pada bridge/switch. Loop pada bridge/switch akan menghasilkan flooding pada network. Cara kerja dari STP itu sendiri adalah sebagai berikut :
  1. Menentukan root bridge.
  2. Menentukan least cost paths ke root bridge.
  3. Non-aktifkan root path lainnya.


Alat dan Bahan
  1. PC
  2. software Simulator Packet Tracer


Langkah Kerja
  1. Buatlah sebuah topologi ,setelah itu konfigurasikan tiap host agar memiliki konfigurasi seperti gambar dibawah ini


2. Konfigurasikan manageable switch agar host dengan IP 192.168.5.4/24 apabila ingin mengirim data ke pada IP 192.168.5.5/24 harus melewati switch SW 4- SW 1- SW 3- SW 6 -SW 5
Konfigurasi switch SW 4


Konfigurasi switch SW1

Konfigurasi switch SW3

Konfigurasi switch SW6

Konfigurasi switch SW5

catatan : 1. dari switch ke switch mode trunk dan spanning tree
2. dari switch ke host mode access
3. tiap host mempunyai ID VLAN yang sama

Hasil Praktek


Kesimpulan
Dengan melakukan praktek ini, kita menjadi tahu bagaimana cara kerja STP, dan juga kita bisa mengkonfigurasi STP pada suatu jaringan. STP sangat berguna karna apabila salah satu kabel terputus ada kabel lain yang siap menggantikan.

Selasa, 19 Oktober 2010

Instalasi WAN : Cara Penggunaan GPS

Nama : Fajar Dwi Jayanto
Kelas : 3 TKJ A
No Absen : 12

  • Langkah-langkah menggunakan GPS (Garmin GPS 60)

  1. Nyalakan GPS dengan menekan tombol ON

  2. Untuk menitikan tempat tekan tombol Mark

  3. Untuk mengganti / mengisi nama tempat, tekan tombol Enter dan pilih / ketikan nama tempatnya

  4. Pilih OK dan tekan Enter

  5. Untuk melihat hasil, tekan Find lalu piih Waypoints, tekan Enter , pilih nama entry yang telah dibuat, tekan Enter, setelah itu muncul informasi yang telah dibuat, lalu pilih Go to


  • Hasil Kerja

  1. KP01 (734m)

    S: 06054.064'

    E: 107032.310'

    (Dibaca : dari ketinggian 734m, dari lintang selatan 060 54.064', dari bujur timur 107032.310')

  2. TP01 (730m)

    S: 06054.064'

    E: 107032.320'

    (Dibaca : dari ketinggian 730m, dari lintang selatan 06054.064', dari bujur timur 107032.320')

  3. Lapangan (741m)

    S: 06054.069'

    E: 107032.348'

    (Dibaca : dari ketinggian 741m, dari lintang selatan 06054.069', dari bujur timur 107032.348')

  4. Tower (734m)

    S: 06054.070'

    E 107032.319'

    (Dibaca : dari ketinggian 734m, dari lintang selatan 06054.070', dari bujur timur 107032.319')

  5. AULA (737m)

    S: 06054.107'

    E: 107032.347'

    (Dibaca : dari ketinggian 737m, dari lintang selatan 06054.107' dari bujur timur 107032.347')

Instaalas

Nama : Putri Permatasari
Kelas : 3 TKJ A
no Absen : 24

  • Langkah-langkah menggunakan GPS (Garmin GPS 60)

  1. Nyalakan GPS dengan menekan tombol ON

  2. Untuk menitikan tempat tekan tombol Mark

  3. Untuk mengganti / mengisi nama tempat, tekan tombol Enter dan pilih / ketikan nama tempatnya

  4. Pilih OK dan tekan Enter

  5. Untuk melihat hasil, tekan Find lalu piih Waypoints, tekan Enter , pilih nama entry yang telah dibuat, tekan Enter, setelah itu muncul informasi yang telah dibuat, lalu pilih Go to


  • Hasil Kerja

  1. KP01 (734m)

    S: 06054.064'

    E: 107032.310'

    (Dibaca : dari ketinggian 734m, dari lintang selatan 060 54.064', dari bujur timur 107032.310')

  2. TP01 (730m)

    S: 06054.064'

    E: 107032.320'

    (Dibaca : dari ketinggian 730m, dari lintang selatan 06054.064', dari bujur timur 107032.320')

  3. Lapangan (741m)

    S: 06054.069'

    E: 107032.348'

    (Dibaca : dari ketinggian 741m, dari lintang selatan 06054.069', dari bujur timur 107032.348')

  4. Tower (734m)

    S: 06054.070'

    E 107032.319'

    (Dibaca : dari ketinggian 734m, dari lintang selatan 06054.070', dari bujur timur 107032.319')

  5. AULA (737m)

    S: 06054.107'

    E: 107032.347'

    (Dibaca : dari ketinggian 737m, dari lintang selatan 06054.107' dari bujur timur 107032.347')

Jumat, 15 Oktober 2010

STP (Spanning Tree Protocol )

Nama :Fajar Dwi Jayanto
Kelas : 3 TKJ- A
PRA KBM DIAGNOSA WAN

STP

Spanning Tree Protocol adalah sebuah protokol bridge yang menggunakan STA untuk menemukan link redundant (cadangan) secara dinamis dan menciptakan sebuah topologi database spanning-tree. Bridge bertukar pesan BPDU (bridge protocol data unit) dengan bridge lain untuk mendeteksi loop-loop dan kemudian menghilangkan loop-loop itu dengan cara mematikan interface-interface bridge yang dipilihnya.

istilah dalam STP :
· Root Bridge adalah bridge dengan bridge ID terbaik. Dengan STP, kuncinya adalah agar semua switch di network memilih sebuah root bridge yang akan menjadi titik fokus di dalam network tersebut. Semua keputusan lain di network seperti port mana yang akan di blok dan port mana yang akan di tempatkan dalam mode fowarding.
· BPDU semua switch bertukar informasi yang digunakan dalam pemilihan root switch, seperti halnya dalam konfigurasi selanjutnya dari network. Setiap switch membandingkan parameter-parameter dalam Bridge Protocol Data Unit (BPDU) yang mereka kirim ke satu tetangga dengan yang mereka peroleh dari tetangga lain.
· Bridge ID adalah bagaimana STP mengidentifikasi semua switch dalam network. ID ini ditentukan oleh sebuah kombinasi dari apa yang disebut bridge priority (yang bernilai 32.768 secara default pada semua switchj Cisco) dan alamat MAC dasar. Bridge dengan bridge ID terendah akan menjadi root bridge dalam network.
· Nonroot bridge adalah semua bridge yang bukan root bridge. Nonroot bridge bertukar BPDU dengan semua bridge dan mengupdate topologi database STP pada semua switch, mencegah loop-loop dan menyediakan sebuah cara bertahan terhadap kegagalan link.
· Root port selalu merupakan link yang terhubung secara langsung ke root bridge atau jalur terpendek ke root bridge. Jika lebih dari satu link terhubung ke root bridge maka sebuah cost dari port ditentukan dengan mengecek bandwidth dari setiap link. Port dengan cost paling rendah menjadi root port. Jika banyak link memiliki cost yang sama maka bridge dengan bridge ID diumumkan yang lebih rendah akan di gunakan. Karena berbagai link dapat berasal dari alat yang sama, maka nomor port yang terendahlah yang akan digunakan.
· Designated port adalah sebuah port yang telah ditentukan sebagai cost yang terbaik (cost lebih rendah) daripada port yang lain. Sebuah designated port akan ditandai sebagai sebuah fowarding port (port yang akan mem forward frame).
· Port Cost menentukan kapan sebuah link dari beberapa link yang tersedia digunakan di antara dua switch dimana kedua port ini bukan root port. Cost dari sebuah link ditentukan oleh bandwidth dari link.
· Nondesignated port adalah port dengan sebuah cost yang lebih tinggi daripada designated port, yang akan ditempatkan di mode blocking. Sebuah nondesignated port bukan sebuah fowarding port.
· Fowarding port meneruskan atau memfoward frame.
· Blocked port adalah port yang tidak meneruskan frame-frame, untuk menghindari loop-loop. Namun sebuah blocked port akan selalu mendengarkan frame.

Kebutuhan adanya spanning tree
Problem utama yang bisa dihindari dengan adanya STP adalah broadcast storms. Broadcast storms menyebabkan framebroadcasts (atau multicast atau unicast yang destination addressnya belum diketahui oleh switch) terus berputar-putar (looping) dalam network tanpa henti. Gambar berikut adalah contoh sederhana LAN dengan link yang redundant.

Switch akan mem-flood frame broadcasts keluar melalui semua port/interface dalam satu VLAN kecuali port/interface dimana frame tersebut diterima. Pada gambar diatas, SW3 akan mem-forward frame dari Bob ke SW2; SW2 mem-forwardnya ke SW1; SW1 mem-forwardnya kembali ke SW3; SW3 ke SW2 lagi, dan seterusnya dan seterusnya. Problem lain yang bisa dihindari dengan STP adalah dalam satu network yang memiliki link redundant, komputer-komputer yang aktif akan menerima copy-an dari frame yang sama berkali-kali.
Definisi IEEE 802.1d Spanning Tree Does
STP mencegah terjadinya looping dengan menempatkan setiap port switch pada salah satu status : Forwarding atau Blocking. Interface dengan status forwarding bertingkah normal, mem-forward dan menerima frame, sedangkan interface dengan statusblocking tidak memproses frame apapun kecuali pesan-pesan STP. Semua port yang berada dalam status forwarding disebut berada pada jalur spanning tree(topology STP), sekumpulan port-port forwarding membentuk jalur tunggal dimana frame ditransfer antar-segment. Gambar berikut adalah LAN dengan link redundant yang sudah memanfaatkan STP.


Dengan demikian, saat Bob mengirimkan frame broadcast, frame tidak mengalami looping. Bob mengirimkan frame ke SW3 (step 1), kemudian SW3 mem-forward frame hanya ke SW1(step 2), karena port Gi0/2 dari SW3 berada pada status blocking. Kemudian, SW1 mem-flood frame keluar melalui Fa0/11 dan Gi0/1 (step 3) . SW2 mem-flood frame keluar melalui Fa0/12 dan Gi0/1 (step4). Namun, SW3 akan mengabaikan frame yang dikirmkan oleh SW2, karena frame tersebut masuk melalui port Gi0/2 dari switch SW3 yang berada pada status blocking. Dengan topology STP seperti pada gambar diatas, switch-switch tidak mengaktifkan link antara SW2 dan SW3 untuk keperluan traffick dalam VLAN. Namun, jika link antara SW1 dan SW3 mengalami kegagalan dalam beroperasi, maka STP akan membuat port Gi0/2 pada SW3 menjadi forwarding sehingga link antara SW3 dan SW2 menjadi aktif dan frame tetap bisa ditransfer secara normal dalam VLAN.

Cara Kerja Spanning Tree
STP menggunakan 3 kriteria untuk meletakkan port pada status forwarding :
STP memilih root switch. STP menempatkan semua port aktif pada root switch dalam status Forwarding.
Semua switch non-root menentukan salah satu port-nya sebagai port yang memiliki ongkos (cost) paling kecil untuk mencapairoot switch. Port tersebut yang kemudian disebut sebagai root port (RP) switch tersebut akan ditempatkan pada statusforwarding oleh STP.
Dalam satu segment Ethernet yang sama mungkin saja ter-attach lebih dari satu switch. Diantara switch-switch tersebut, switch dengan cost paling sedikit untuk mencapai root switch disebut designated bridge, port milik designated bridge yang terhubung dengan segment tadi dinamakan designated port (DP). Designated port juga berada dalam status forwarding.
Semua port/interface selain port/interface diatas berada dalam status Blocking.

Status Port Spanning Tree :
· Blocking (memblok) sebuah port yang di block tidak akan meneruskan frame, ia hanya mendengarkan BPDU-BPDU. Tujuan dari status blocking adalah untuk mencegah penggunaan jalur yang mengakibatkan loop. Semua port secara default berada dalam status blocking ketika switch dinyalakan.
· Listening (mendengar) port mendengar BPDU untuk memastikan tidak ada loop yang terjadi pada network sebelum mengirimkan frame data. Sebuah port yang berada dalam status listening mempersiapkan diri untuk memfoward frame data tanpa mengisi tabel alamat MAC.
· Learning (mempelajari) port switch mendengarkan BPDU dan mempelajari semua jalur di network switch. Sebuah port dalam status learning mengisi tabel alamat MAC tetapi tidak memfoward frame data.
· Fowarding (mem foward) port mengirimkan dan menerima semua frame data pada port bridge. Jika port masih sebuah designated port atau root port yang berada pada akhir dari status learning maka ia akan masuk ke status ini.
· Disabled (tidak aktif) sebuah port dalam status disabled (secara administratif) tidak berpatisipasi dalam melakukan fowarding terhadap frame ataupun dalam STP. Sebuah port dalam status disabled berarti tidak bekerja secara virtual.

Pergerakan dari 5 state diatas adalah :
- initialization to blocking
- blocking to listening or to disabled
- listening to learning or to disabled
- learning to forwarding or to disabled
- forwarding to disabled
ilustrasi untuk lebih memperjelas perubahan port dari satu status ke status lain dapat dilihat pada gambar :



Status pada port bisa di ubah menggunakan management software. Ketika Spanning Tree Protocol diaktifkan, tiap switch pada jaringan berubah dari blocking state dan state transisi dari learning dan listening saat switch dihidupkan. Jika dikonfigurasi dengan baik, port-port akan secara stabil menjadi status forwading ataupun status blocking. Ketika sebuah post ditentukan sebagai forwarding state oleh algoritma spanning tree, maka akan terjadi :
· Port berada pada listening state ketika port ini menunggu informasi protocol yang menyuruh port tersebut harus pindah menjadi blocking state.
· Port menunggu expiration of a protocol timer yang akan memindahkan status port menjadi learning state.
· Saat berada di learning state, port kembali menahan frame forwarding sesaat setelah mempelajari informasi dari lokasi station untuk forwarding database.
· Expiration dari sebuah protocol timer mengubah port menjadi forwarding state, dimana learning dan forwarding diaktifkan.

Spanning Tree Protocols state : Blocking State
Sebuah port yang ada pada blocking state tidak akan berpartisipasi dalam frame forwarding seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.



Setelah melakukan inisialisasi, sebuah BPDU dikirim ke tiap-tiap port yanga ada pada switch itu. Switch secara inisial akan menganggap dia adalah root sampai switch itu bertukar informasi BPDU dengan switch yang lainnya. Pertukaran ini akan menentukan switch mana dalam jaringan tersebut yang benar-benar adalah root. Jika cuma ada satu switch dalam jaringan, maka pertukaran informasi tidak akan terjadi, dan forwar delay time habis, maka port berganti menjadi listening state. Switch selalu berada pada blocking state berdasarkan inisialisasi awal pada switch. Yang dilakukan oleh sebuah port dalam kondisi blocking state:

· Mengabaikan frame yang diterima dari segment yang terkoneksi dengan port.
· Mengabaikan frame switched dari port yang lain untuk forwarding.
· Tidak menambahkan lokasi station ke dalam database alamatnya (karena tidak adanya learning state pada saat ini, jadi belum ada update database alamat)
· Menerima BPDU dan meneruskan langsung ke modul sistem.
· Tidak akan meneruska BPDU yang diterima dari modul sistem.
· Menerima dan memberikan respon terhadap network management messages.

STP Bridge ID dan Hello BPDU
STP bridge ID (BID) adalah angka 8-byte yang unik untuk setiap switch. Bridge ID terdiri dari 2-byte priority dan 6-byte berikutnya adalah system ID, dimana system ID berdasarkan pada MAC address bawaan tiap switch. Karena menggunakan MAC address bawaan ini dapat dipastikan tiap switch akan memiliki Bridge ID yang unik.
STP mendefinisikan pesan yang disebut bridge protocol data units (BPDU), yang digunakan oleh switch untuk bertukar informasi satu sama lain. Pesan paling utama adalah Hello BPDU, berisi Bridge ID dari switch pengirim.
Pemilihan Root Switch
Switch-switch akan memilih root switch berdasarkan Bridge ID dalam BPDU. Root switch adalah switch dengan Bridge ID paling rendah. Kita ketahui bahwa 2-byte pertama dari switch digunakan untuk priority, karena itu switch dengan priority paling rendah akan terpilih menjadi root switch.
Namun kadangkala, ada beberapa switch yang memiliki nilai priority yang sama, untuk hal ini maka pemilihan root switch akan ditentukan berdasarkan 6-byte System ID berikutnya yang berbasis pada MAC address, karena itu switch dengan bagian MAC address paling rendah akan terpilih sebagai root switch.
Menentukan Root Port dari setiap switch
Selanjutnya dalam proses STP adalah, setiap non-root switch akan menentukan salah satu port-nya sebagai satu-satunya root port miliknya. Root port dari sebuah switch adalah port dimana dengan melalui port tersebut switch bisa mencapai root switch dengan cost paling kecil.
Menentukan Designated Port untuk setiap segment LAN
Designated port untuk setiap segment dalam LAN adalah switch port yang mengirimkan paket Hello ke segment LAN dengan cost terkecil. Ketika switch non-root mengirimkan pesan Hello, maka switch non-root akan menyertakan nilai cost tersebut kedalam pesan. Hasilnya, switch dengan cost terkecil untuk mencapai root switch menjadi DP dalam segment tersebut.
Saat Terjadi Perubahan dalam network
Berikut adalah proses yang terjadi saat topology STP berjaln normal tanpa ada perubahan:
Root switch membuat dan mengirimkan Hello BPDU dengan cost 0 keluar melalui semua port/interfacenya yang aktif.
Switch non-root menerima Hello dari root port miliknya. Setelah mengubah isi dari Hello menjadi Bridge ID dari switch pengirim, switch mem-forward Hello ke designated port.
Langkah 1 dan 2 berulang terus sampai terjadi perubahan pada topology STP.
Ketika ada interface atau switch yang gagal beroperasi, maka topology STP akan berubah; dengan kata lain terjadi STP convergence.
Interface yang tetap berada dalam status yang sama, maka tidak perlu ada perubahan.
Interface yang harus berubah dari forwarding menjadi blocking, maka switch akan langsung merubahnya menjadi blocking.
Interface yang harus berubah dari blocking menjadi forwarding, maka switch pertama kali akan mengubahnya menjadi listening, kemudian menjadi learning.Setelah itu interface akan diletakkan pada status forwarding.
Saat terjadi STP Convergence, switch akan menentukan interface-interface mana yang akan dirubah statusnya. Namun, perubahan status dari blocking menjadi forwarding tidak bisa langsung dilakukan begitu saja, karena dapat menyebabkan frame looping temporarer. Untuk mencegah terjadinya looping temporarer itu, STP harus merubah status port tersebut menjadi 2 status transisi terlebih dahulu sebelum merubahnya menjadi forwarding:
Listening: seperti halnya blocking, interface dalam keadaan listening tidak mem-forward frame. (15 detik)
Learning: interface dalam status ini masih belum mem-forward frame, tapi switch sudah mulai melakukan pemeriksaan MAC address dari frame-frame yang diterima pada interface ini. (15 detik)
Switch akan menunggu 20 detik sebelum memutuskan untuk melakukan perubahan status dari blocking menjadi forwarding, setelah itu butuh waktu 30 detik untuk transisi ke Listening dan Learning terlebih dahulu. karena itu total yang dibutuhkan agar suatu port berubah dari blocking menjadi forwarding adalah 20+30=50 detik
EtherChannel
EtherChannel mengkombinasikan beberapa segment parallel yang memiliki kecepatan yang sama menjadi satu. Switch memperlakukan EtherChannel sebagai interface tunggal berkenaan dengan proses memforward frame seperti halnya juga STP. Hasilnya, jika salah satu link gagal, tapi salah satu link lain dalam EtherChannel masih beroperasi, maka STP tidak akan terjadi.
EtherChannel juga menyediakan bandwidth yang lebih banyak. Trunk-trunk pada EtherChannel berada pada status forwarding semuaatau blocking semua, karena STP memperlakukan semua trunk pada EtherChannel sebagai 1 trunk. Saat EtherChannel berada pada status forwarding, maka switch akan melakukan load-balance (membagi rata) traffik pada semua trunk, sehingga bandwidth yang tersedia jadi lebih banyak.


PortFast
PortFast memungkinkan switch untuk menempatkan sebuah interface kedalam status forwarding secara langsung tanpa harus menunggu 50 detik. Tetapi, hanya port yang diketahui tidak akan dihubungkan dengan switch yang lain yang bisa dijalankan fitur PortFast.

Kamis, 14 Oktober 2010

LAPORAN VTP

Nama : Fajar Dwi Jayanto
Kelas : 3 - TKJ -A
No. Absen : 12
DIAGNOSA WAN



Pendahuluan
VTP ( Virtual trunking protocol) adalah suatu metoda dalam hubungan jaringan LAN dengan ethernet untuk menyambungkan komunikasi dengan menggunakan informasi VLAN, khususnya ke VLAN. VLAN Trunking Protocol (VTP) merupakan fitur Layer 2 yang terdapat pada jajaran switch Cisco Catalyst, yang sangat berguna terutama dalam lingkungan switch skala besar yang meliputi beberapa Virtual Local Area Network (VLAN). VTP memudahkan proses konfigurasi secara otomatis antar sesama switch. Bayangkan jika sebuah network memiliki puluhan switch yang saling terhubung. Setiap switch menggunakan minimal sebuah port yang ditempatkan pada satu vlan. VTP digunakan untuk menyambungkan beberapa vlan. VTP mendukung 1-1005 vlan. Kelebihan VTP salah satunya adalah hemat perangkat dan konsistensi konfigurasi.




Alat dan Bahan
1.PC
2.Simulator Packet Tracer

Langkah Kerja
1. Jalankan aplikasi packet tracer
2. Buatlah topologi
3. Berikan setiah host ip address dan netmask sesuai dengan topologi




4. Konfigurasikan tiap switch
5. Berikan konfigurasi untuk membuat VLAN pada switch dan konfigurasi switch agar switch pada port yang dihubungkan dengan switch lain modenya adalah mode trunk pada masing-masing switch

konfigurasi switch 3
konfigurasi switch 4


6. Setelah semua konfigurasi dilakukan, lakukan uji koneksi dari tiap host ke host lain yang satu vlan maupun ke vlan yang berbeda ID.

Uji Koneksi dari PC1 ke semua PC,terlihat hanya PC1 yang terhubung ke PC3 karena mempunyai ID VLAN yang sama

Uji Koneksi dari PC2 ke semua PC,terlihat hanya PC2 yang terhubung ke PC4 karena mempunyai ID VLAN yang sama

Uji Koneksi dari PC3 ke semua PC,terlihat hanya PC3 yang terhubung ke PC1 karena mempunyai ID VLAN yang sama

Uji Koneksi dari PC4 ke semua PC,terlihat hanya PC4 yang terhubung ke PC2 karena mempunyai ID VLAN yang sama

Kesimpulan
Dengan melakukan praktek ini, kita dapat mengetahui konsep dari VTP. Selain itu, kita juga dapat mengkonfigurasikan VTP dengan menggunakan simulator Packet Tracer.

Selasa, 12 Oktober 2010

Contoh Site Survey

Nama: Fajar Dwi Jayanto

Kelas: 3 TKJ A

Mata Pelajaran: Instalasi WAN

Pemateri: P.Yogas & P.Rudi

Survey Site

Survey site Radio Frekuensi (RF) adalah pemetaan untuk keberhasilan implementasi jaringan wireless. survey site tidak terlalu susah dan tekniknya cepat. survey site sangat penting dalam implementasi jaringan wireless. survey site digunakan untuk mendefinisikan kontur cakupan radio frekuensi dari sumber radio frekuensi (access point/bridge) dalam banyak fasilitas. site survey digunakan untuk mengetahui cakupan radio frekuensi yang dibutuhkan.

Persiapan untuk survey site meliputi:

  1. Pengumpulan informasi
  2. Pembuatan keputusan

Beberapa topik yang mungkin dibutuhkan sebagai pertanyaan manajemen jaringan sebelum survey site :

  1. Analisa fasilitas

Jenis fasilitas di rumah sakit yang memiliki peralatan radiologi, di real estate dengan kantor sebanyak 25 agen dalam hal ini keamanan sangat penting dimana cakupannya hanya 1 atau 2 central access point dan kebutuhan bandwith akan disebutkan sejak access internet atau transfer file.

  1. Menampilkan jaringan

Apakah jaringan telah siap?,pertanyaan yang biasanya ada pada administrator jaringan adalah sebagai berikut:

a. sistem operasi jaringan apa yanng digunakan

b. berapa banyak penggunanya yang membutuhkan access secara bersama- sama ke jaringan wireless

c. berapa besar kebutuhan bandwith dalam jaringan

d. protokol apa yang digunakan dalam wireless LAN

e. kanal den teknologi spread spectrum apa yang saat ini digunakan

f. pengukuran keamanan wireless LAN apa yang ada dilokasi

g. dimana point koneksi wired LAN diletakkan

h. apakah client menggunakana wireless LAN dalam sebuah organisasi

  1. Penggunaan area dan tower

Apakah Wireless LAN digunakan untuk indoor,outdoor atau kedua-duanya?...

wireless LAN menggunakan tipe outdoor dalam banyak situasi dan potensi rintangan dalam instalasi dan perbaikan wireless LAN.

Tipe tower apa yang digunakan?...

a. apakah butuh perijinan

b. apakah butuh struktur enggineer

  1. Tujuan & kebutuhan bisnis

Apakah tujuan dari wireless LAN?...

site surveyor harus memiliki pengetahuan darimana jaringan yang akan digunakan dan untuk tujuan apa. dengan mengetahui bagaimana effect jaringan wireless untuk tujuan bisnis, site surveyor akan dapat membuatnya lebih baik. site surveyor harus mengetahui kebutuhan bisnis untuk efisiensi survey site

  1. Kebutuhan bandwith dan roaming

Apakah dibutuhkan bandwith dan roaming?...

dengan implementasi teknologi dan penggunaannya saat survey site sebagai contoh jika client di perumahan hanya menggunakan wireless LAN sebagai tujuan untuk scanning data dari box label dan mengirim data ke server maka bandwith yang dibutuhkan sangat kecil. pengumpulan data hanya membutuhkan 2 MBPS.

Berapa banyak pengguna?...

dengan memahami berapa banyak pengguna yang akan dialokasikan dibutuhkan untuk menghitung besar data throughput masing-masing pengguna.

Tipe aplikasi apa yang akan digunakan wireless LAN?...

jaringan digunakan hanya untuk transmit data non-time sensitive atau data time sensitive seperti suara atau video. Aplikasi bandwitdh besar seperti suara atau video membuthkan throughput yang lebih besar tiap pengguna.

  1. Sumber yang digunakan

sumber yang digunakan berdasarkan pada budget project, waktu pengalokasian project, dan apakah administrator pernah ditraining tentang jaringan wireless.

Kebutuhan keamanan

level keamanan jaringan apa yang dibutuhkan?....

diskusi dengan pelanggan akan menyediakan informasi untuk solusi pelanggan oleh designer

Persiapan latihan

a. Apakah pelanggan bergerak menggunakan fasilitas seperti komputer portable atau desktop

b. Berapa jauh koneksi yang dibutuhkan oleh pelanggan

c. Level akses apa yang dibutuhkan pelanggan untuk sensitivitas data dalam jaringan, apakah membutuhkan keamanan, dan tipe keamanan seperti apa yang dibutuhkan

d. Apakah pelanggan dapat mengambil laptop nya ketika card wireless LAN nya dicuri

e. Apakah pelanggan menggunakan intensive bandwidth, sensitive time, atau aplikasi connection oriented.

f. Berapa sering pelanggan melakukan perpindahan

g. Apakah pelanggan memiliki akses internet

h. Apakah perangkat pelanggan sering dirubah untuk event khusus yang dapat mengganggu kerja wireless LAN

i. Siapa yang biasanya mendukung pelanggan dalam pengadaan jaringan, dan apakah mereka berkualitas untuk mendukung pelanggan wireless

j. Jika pelanggan bergerak, tipe peralatan mobile computing apa yang mereka gunakan

k. Berapa sering dan berapa jauh pelanggan bekerja dengan laptop tanpa daya AC

Persiapan Checklist

a. Dokumentasi daya sumber

b. Dokumentasi survey site wireless LAN

c. Pemetaan topologi

d. Pertemuan dengan administrator jaringan

e. Pertemuan dengan manager building

f. Pertemuan dengan security officer

g. Akses ke semua area fasilitas yang diakibatkan oleh wireless LAN

h. Akses ke wiring closet

i. Akses ke roof

j. Rencana konstruksi masa depan

Peralatan survey site

  1. Akses point

digunakan selama survey site dengan power output yang bervariasi dan konektor antena ekstenal.

  1. PC Card
  2. Laptop dan PDA
  3. paper
  4. spectrum analyzer

Menganalisis jaringan (a.k.a “sniffer”)

Sniffer adalah perangkat yang digunakan untuk mencari wireless LANs lain yang telah ada pada suatu area. Bekerja dengan mengambil paket yang dipancarkan oleh Wireless lan tersebut lalu memuat data informasi terperinci mengenai wireless LANs yang telah ada pada area tersebut.

Kit check survey site

Perangkat yang termasuk dalam kit site survey

· Laptop dan/atau PDA.

· Wireless PC card dengan drivernya & software utility yang dibutuhkan.

· Bridge atau accsess Point jika dibutuhkan.

· Baterei kemasan & DC-TO-AC konvertor.

· Software utility site survey ( dibuka dari laptop atau PDA).

· Alat tulis menulis.

· Cetak biru & diagram jaringan.

· Antena dalam dan luar ruangan.

· Kabel & connectors.

· Teropong dan radio dua arah.

· Payung dan/atau perlengkapan hujan.

· Hardware atau software khusus seperti sniffer dan spectrum analyzer.

· Peralatan, selotip dan perlengkapan lain untuk perpindahan hardware sementara.

· pengamanan dan tempat sebagai isi hardware untuk computer rumah, peralatan, dan keamanan dokumen selama survei dan perjalanan dari lokasi survey.

· Kamera digital untuk mengambil gambar dari tempat tertentu di dalam suatu fasilitas.

· Pengisi baterei.

· Attenuator antena .

· Roda untuk pengukuran.

· Tas travel atau cara lain untuk mengangkut peralatan & dokumentasi.

Mengadakan survey site

Mensurveilah ditempat dengan toolkit yang lengkap, berjalan beberapa miles sepanjang;seluruh client’s fasilitas umum. RF site survey adalah 10% survey dan 90% berjalan, gunakan sepatu yang nyaman saat dilokasi yang besar.

Survey indoor

Untuk survey dalam ruang, menempatkan dan merekam materi pada suatu copy, cetakbiru atau suatu gambar menyangkut fasilitas itu.

Survey outdoor

Merekam materi berikut pada suatu sket atau copy yang menyangkut hak milik.

Sebelum memulai

· Siapa yang akan memasang dan memindahkan accsess point pada tempat – tempat yang tinggi.

· Apakah ada seseorang yang mau memindahkan pohon yang menghalangi pemasangan sesuai zona freznel.

· Jika diperlukan tower baru, apakah izinnya sudah siap.

· Apakah diperlukan izin untuk pemasangan antenna pada tower.

· Apakah bangunan memerlukan kode plenum rate untuk peralatan yang digunakan.

Pengumpulan informasi RF

Informasi yang perlu dikumpulkan

· Range dan pola cakupan

· Data rate yang dinilai

· Dokumentasi

· Tes menyeluruh dan perencanaan kapasitas

· Sumber interferensi

· Kabel koneksi data dan power AC yang dibutuhkan

· Penempatan antenna diluar ruang

· Pemeriksaan dadakan

Laporan site survey

Setelah secara menyeluruh mendokumentasikan fasilitas pelanggan, perlu disediakan data untuk menyiapkan suatu laporan yang tepat untuk klien itu. Laporan akan bertindak sebagai peta untuk implementasi menyangkut Wireless LAN dan dokumentasi sebagai acuan kedepan untuk pengurus dan teknisi jaringan.

Laporan lokasi adalah puncak dari semua usaha sampai sekarang, dan mungkin membutuhkan harian atau bahkan mingguan untuk melengkapi laporan. Mungkin saja diperlukan untuk mengunjungi lokasi untuk mengumpulkan lebih banyak data atau untuk mengkonfirmasikan sebagian dari penemuan awal. Beberapa lebih banyak percakapan mungkin diperlukan untuk membuat keputusan dan sebagian dari orang dengan yang tidak dapat ditemukan manakala berada ditempat lokasi.

· Format laporan

· Tujuan bisnis dan laporan lokasi survey

· Metodologi

· Cakupan area RF

· Keseluruhan

· Interference

· Masalah area

· Gambar

Penempatan hardware dan cara mengkonfigurasi

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dibutuhkan untuk penempatan dan konfigurasi:

  • Apa nama dari tiap alat yang diatur?
  • Dimana dan bagaimana access point dan bridge ditempatkan agar didapat efektivitas yang maksimum?
  • Kanal apa yang diperlukan untuk tiap-tiap pemasangan acsess point?
  • Berapa banyak keluaran daya dari tiap-tiap access point pada sekali pengiriman?

Daftar fakta tentang masing-masing pemasangan access point atau yang telah terpasang harus tercakup di RF laporan lokasi survey. Daftar ini perlu memasukkan sedikitnya seperti berikut ini:

· Nama dari alat.

· Penempatan di dalam fasilitas.

· Type antenna yang digunakan.

· Penentuan daya keluaran .

· Connectors& kabel yang digunakan.

· Type antena yang digunakan berpindah-pindah.

· Bagaimana daya harus disajikan ke unit.

· Bagaimana data harus disajikan ke unit.

  • Gambaran penempatan di mana unit diharapkan untuk dipasang.

Laporan tambahan

Untuk memberitahu pelanggan tentang pelayanan terbaik. Diperlukan tambahan data berupa Potongan informasi tambahan yang menjadi anggota dalam lokasi mensurvei laporan adalah penemuan gangguan interferensi, type peralatan yang diperlukan, dan usul penempatan peralatan.